Mt. Dempo Pagaralam (2019)






"Sayang, mau ga nemenin aku ke Semendo sama mahasiswa, pulangnya mampir Pagaralam, kamu yang nyetir ya?". Sebuah tawaran, tapi sebenernya nodong si @fiqihjordan untuk nemenin diriku yang pengen ditemenin ini. Doi kaget, tapi mengiyakan, entah ikhlas atau engga hanya dia dan Tuhan yang tau kwkw! Sebenernya saat itu lagi ga pengen aja duduk terombang ambing empit-empitan di belakang, karena kabarnya mobilnya cuma satu dan gabung ama mahasiswa dan BALIK HARI. Iya ga pake nginep. Udah kebayang seberapa jauh itu tempat dari perjalanan sebelumnya, jadi merinding disko ngebayangin penderitaannya! 

Jadi sebenernya kita mau balik lagi ke Desa Perapau di Semende Darat Laut. Sebuah desa kecil dengan banyak Rumah Baghi nya yang merupakan destinasi KKL (Kuliah Kerja Lapangan) Tradisional Mahasiswa Arsitektur Unsri di bulan Januari 2019 silam. Sambil menyelam minum air, sebagai tujuan KKL, kami juga jadikan lokasi tersebut untuk pengabdian (jadi sebagai seorang dosen itu ada tridharma yang wajib dilakukan; pendidikan, penelitian dan pengabdian).


Oke, awalnya dana pengabdian lama banget turun, jadi tertunda terus keberangkatan hingga berbulan - bulan. Sampai akhirnya pengumuman hibah pengabdian oleh Unsri yang mana dananya akan membiayai seluruh perjalanan kami ini. Enaknya jadi dosen gini nih!

Di suatu sore kita sepakat untuk pergi dan janjian ketemuan di pom bensin depan Poligon jam 03.00 AM (iya dini hari) pada tanggal 14 September 2019. Ya namanya juga janjian dengan warga negara tersantuy, molor jadi jam 4 pagi baru berangkat. Kasian Fiqih udah dari jam berapa bangun dan harus nyetir. Perjalanan kesana sekitar 8 jam kalau santai, kalo ngegas terus bisa 6 jam sih! Tapi karena kita rombongan jadi iring-iringan woles.

Et dah! di jalan mobil kita pake hampir diserempet truk bagong sama ngelindes ayamnya orang lagi! Maaf ya ayam semoga tenang disana :(

Akhirnya! sekitar sebelum jam 12 siang, kita sudah sampai di Desa Perapau, ketemu sama Ibu yang rumahnya kita inepin 3 hari 2 malam kemarin. Lalu ketemu pengurus desanya untuk nyerahin hasil pemetaan kita yang dilakukan saat KKL kemarin.

Jembatan legendaris
kalau jam mandi, anak - anak desa lompat indah dari sini kebawah
Untung bapak - bapaknya ga ikut lompat juga

Fiqih mau liat sungai! kuajaklah dia jalan - jalan keliling desa lihat sungai mengalir di belakang sana. Tapi sayangnya karena lagi musim kemarau, air sungainya keruh banget dan pohon duren dibelakang sungai lagi ga berbuah. Kalau kesini awal tahun pemandangannya juga banyak hijaunya seperti berikut ini. Bener - bener suasana desa yang masih asri.






Suasana Desa Perapau di Musim Penghujan

Rumah Baghi yang masih bisa dijumpai di Desa Perapau ini, dan buku hasil pengukuran dan dokumentasi:


 

Ini sampul bukunya, bisa kontak jika berminat :)


Setelah sholat dan pamit - pamitan sama warga desa, kita bertolak untuk mencari makan siang. Karena waktu masih panjang, jadi mahasiswa punya ide cemerlang untuk ke Pagaralam. Awalnya mereka takut - takut mau bilang pengen ke Pagaralam sama dosen dua lagi yang lebih senior dari saya. Kalo saya sih oke oke aja, soalnya ada supir pribadi wkwk canda! Januari kemarin kita rombongan KKL pulangnya mampir ke Bedegung, kali ini pulangnya mampir ke Kebun Teh di kaki Gunung Dempo.

Jalan ke Pagaralam masih sama mencekamnya dengan terakhir kali saya kesana dengan teman - teman Double Degree Unsri 2013 silam.


Sampai di kaki Gunung Dempo udah sore dan kita istirahat sebentar disitu menghangatkan badan. Udaranya sangat sejuk dan segar, lumayan kabur sejenak dari cekikan asap di Palembang yang semakin parah karena karhutla. Eh Fiqih sempet - sempetnya kenalan ama pendaki yang baru udahan dari Dempo. 

The view from up there was awesome! Mother nature never fails to impress me!




Group foto tujuh mahasiswa dan tiga dosen Arsitektur Unsri. Yang foto Fiqih, selain supir dia merangkap fotografer pribadi kwkw. 


Menjelang gelap kita turun kembali ke bawah dan melanjutkan perjalanan kembali ke Palembang. Perjalanan ini benar - benar melelahkan. Special thanks to Fiqih yang rela nyetirin saya 8 jam pergi 8 jam pulang, stop tidur hanya di Prabumulih (2 jam lagi sampai Palembang). 
---
Sekian perjalanan kami ke Pagaralam, dan saya yakin ini merupakan awal mula perjalanan kami berdua (Harrini & Fiqih), akan ada trip - trip seru selanjutnya. Doakan kami ya! :)

Comments

Post a Comment

Popular Posts